Minggu, 03 Juli 2011

Labuhan Merapi Pertama Pasca Erupsi 2010

Meski lokasinya dipindah akibat bencana Merapi 2010, prosesi labuhan Merapi di alas Bedengan, Sleman, DIY, Minggu siang (3/7), tetap berjalan khitmad. Ribuan warga memadati ritual, yang dipimpin juru kunci merapi, Mas Lurah Surakso Sihono, untuk mendapatkan berkah dari prosesi ini. Ini adalah Labuhan Merapi pertama pasca bencana erupsi besar 2010 lalu. Juga pertama kali dipimpin juru kunci Merapi baru, putra mendiang mbah Maridjan.

Setelah disemayamkan selama satu malam, uba rampe labuhan dari Kraton Yogyakarta, sekitar pukul 06.08 wib, mulai dikeluarkan dari rumah juru kunci merapi yang baru, Mas Lurah Surakso Sihono atau Pak Asih, di hunian sementara Plosokerep, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Selanjutnya, uba rampe yang terdiri dari dua bagian tersebut dibawa ke tanah lapang setempat, untuk diberangkatkan ke lokasi labuhan.

Uba rampe bagian pertama yang dikemas dalam sebuah kotak kayu, berisi aneka kain, seperti sinjang cangkring, sinjang kawung, dara muluk, dan sebagainya, serta minyak konyo, ses wangen atau rokok linthingan dan yatri tindih atau sesajen. Sementara bagian kedua, berisi dua buah apem mustoko yang ditutup kain putih.

Setelah dibawa dengan menggunakan kendaraan, sesampai di dusun Ngrangkah, Umbulharjo, uba rampe labuhan selanjutnya dibawa dengan berjalan kaki menuju alas Bedengan, sejauh 1, 5 kilometer dari lokasi ini. Meski tidak terlalu jauh, perjalanan ke lokasi memakan waktu tak kurang dari satu jam, karena, medannya cukup berat dan menanjak.

“Lokasi labuhan di alas Bedengan ini memang berbeda dengan biasanya, karena, lokasi biasanya yaitu Puncak Sri Manganti, rusak parah akibat bencana merapi. apalagi jalan menuju lokasi tersebut pun tak bisa lagi dilalui,” Kata Mas Lurah Surakso Sihono. Karenanya, lokasi labuhan kali ini dipindahkan ke lokasi lain yang lebih memungkinkan, yaitu di alas Bedengan, yang berada 1,5 kilometer di bawah Puncak Sri Mangati.


Sesampai di alas Bedengan, juru kunci merapi, Mas Lurah Surakso Sihono pun langsung memimpin ritual, yang diawali dengan menggelar berbagai uba rampe labuhan. Selanjutnya, dipanjatkan doa keselamatan pada Tuhan yang Maha Esa melalui para penjaga gunung merapi, yaitu Empu Rama, Empu Ramadi, Gusti Panembahan Sapu Jagad, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin dan Mbok Ageng Lambang Sari. Acara diakhiri dengan pembagian ubarampe labuhan pada masyarakat, sebagai wujud syukur kraton Yogyakarta. Ribuan orang terlihat memadati lokasi labuhan Merapi ini dan berharap bisa mendapatkan berkah. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar