Siapa sangka, sebuah rumah ternyata bisa dibangun dengan menggunakan limbah styrofoam. Kedengarannya memang sangat musykil, tapi itulah yang terjadi di Dusun Sukunan, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY. Di tangan kreatif seorang warganya, limbah styrofoam atau gabus putih yang biasanya hanya dibuang ternyata bisa disulap menjadi bahan membuat batako untuk membangun rumah. Tak hanya bisa mengurangi dampak limbah styrofoam terhadap lingkungan, warga juga bisa lebih menghemat pengeluaran untuk membangun rumah atau fasilitas lainnya.
Lihatlah, bangunan yang dijadikan lokasi unit bengkel Paguyugan "Sukunan Bersemi" ini. Sekilas memang tidak ada bedanya dengan kebanyakan bangunan lain. Namun, jika dilihat dengan lebih cermat, bangunan cantik ini ternyata tidak dibangun dengan menggunakan bahan bangunan biasa. Bahan bangunan yang digunakan adalah batako dari limbah styrofoam yang dikembangkan warga setempat, sejak sekitar empat tahun lalu.
Ide mengembangkan limbah styrofoam menjadi batako ini berawal dari keprihatinan Iswanto, terkait banyaknya sampah styrofoam yang ternyata hanya dibuang dan tidak laku dijual. Padahal, limbah ini sangat mengganggu kesuburan tanah dan menimbulkan polusi, karena, tidak mudah dicerna tanah.
Cara pembuatan batako styrofoam ini sangat sederhana. Awalnya, limbah styrofoam dihaluskan dengan cara dihancurkan menggunakan mesin penggiling. Hasil penggilingan styrofoam yang berupa butiran-butiran putih tersebut selanjutnya direndam dengan air. Setelah itu, dicampurkan dengan bahan lain, yaitu semen dan pasir. Perbandingannya, satu semen, tiga pasir dan tiga styrofoam.
Setelah itu, campuran dimasukkan dalam cetakan yang sudah dibuat secara khusus. Jangan lupa memadatkannya, agar kualitas batako yang dibuat bisa lebih bagus dan kuat. Setelah jadi, hasil cetakan pun dikeringkan dan siap dijadikan bahan membangun rumah.
"Tahun 2006, kita mencoba melakukan eksperimen, namun campurannya masih bermacam-macam variasi, hingga akhirnya kita temukan komposisi campuran yang terbaik dan lebih pas," kata Iswanto. Ditambahkan,"selain bengkel Paguyuban Sukunan Bersemi, lima rumah korban gempa di Sukunan, juga dibangun dengan bahan batako styrofoam ini".
Kelebihan batako styrofoam ini adalah lebih ringan, mengurangi sampah dan tidak memerlukan proses pembakaran yang mencemari udara, seperti pembuatan bata merah. Untuk sementara, batako styrofoam ini memang lebih banyak diperuntukkan bagi warga setempat, daripada dijual ke luar daerah.
Tak hanya batako, di tangan Iswanto, limbah styrofoam juga bisa digunakan untuk berbagai keperluan lain, seperti membuat taman dan pot, seperti terlihat di Dusun Sukunan. Nah, anda tertarik mencobanya? (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar