Direktorat Lalu Lintas Polda DIY ternyata mempunyai cara unik untuk mensosialisasikan tertib lalu lintas pada anak-anak. Yaitu, dengan menggunakan panggung boneka. tokoh utamanya, bernama si pentul, yang merupakan singkatan dari “saya ini penyuluh dan penerang tertib undang-undang lalu lintas”.
Ada suasana berbeda di Taman Gajah, komplek lapangan Denggung, Sleman, DIY, selasa siang (21/6). Puluhan anak dan orangtua terlihat berdiri rapi di samping mobil bertuliskan “Direktorat Lalu Lintas Polda DIY”. Bukan untuk mengurus perpanjangan surat ijin mengemudi atau keperluan lain, mereka ternyata tengah menyaksikan sebuah panggung boneka, yang sedang digelar di atas mobil tersebut.
Inilah salah satu cara unik, yang dilakukan Ditlantas Polda DIY, untuk mensosialisasikan tertib lalu lintas kepada masyarakat, terutama anak-anak. Panggung boneka, yang baru dirintis sejak bulan mei lalu ini, menampilkan tokoh utama, yaitu seorang anak sekolah bernama Si Pentul. “Si Pentul sendiri merupakan singkatan dari saya ini penyuluh dan penerang tertib undang-undang lalu lintas,” Kata AKBP Muhammad Affandi, Kasubdin Dikyasa Polda DIY.
Karena digunakan sebagai media penyuluhan tertib lalu lintas, cerita-cerita yang diangkat pun berkisar tentang rambu-rambu lalu lintas dan keselamatan di jalan raya, dengan diselipi sedikit cerita keseharian anak-anak. Cara ini dilakukan, sebagai upaya agar penyuluhan tertib lalu lintas bisa lebih menarik dan dekat dengan anak-anak.
Inilah salah satu cara unik, yang dilakukan Ditlantas Polda DIY, untuk mensosialisasikan tertib lalu lintas kepada masyarakat, terutama anak-anak. Panggung boneka, yang baru dirintis sejak bulan mei lalu ini, menampilkan tokoh utama, yaitu seorang anak sekolah bernama Si Pentul. “Si Pentul sendiri merupakan singkatan dari saya ini penyuluh dan penerang tertib undang-undang lalu lintas,” Kata AKBP Muhammad Affandi, Kasubdin Dikyasa Polda DIY.
Karena digunakan sebagai media penyuluhan tertib lalu lintas, cerita-cerita yang diangkat pun berkisar tentang rambu-rambu lalu lintas dan keselamatan di jalan raya, dengan diselipi sedikit cerita keseharian anak-anak. Cara ini dilakukan, sebagai upaya agar penyuluhan tertib lalu lintas bisa lebih menarik dan dekat dengan anak-anak.
Meski mampu menyita perhatian anak-anak, cerita, yang dibawakan dalang Ki Subarkah berpangkat AKP ini, terlihat masih sangat kaku dan berjalan lambat. Intro atau pembukaan cerita yang terlalu lama juga terlihat sangat membosankan anak-anak, sehingga, tidak sedikit anak yang sudah meninggalkan panggung, sebelum pentas boneka dimulai. Beruntung, di tengah acara, dilakukan interaksi boneka dengan anak-anak, yang dipandu oleh seorang polwan. Terobosan ini setidaknya mampu membuat suasana bisa lebih hidup dan akrab, sehingga, bisa mengurangi kebosanan anak-anak. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar