Rabu, 25 Mei 2011

Bengkel Gamelan, Melestarikan Tradisi dengan Cara Lain


Banyak cara untuk melestarikan tradisi budaya bangsa. Salah satunya, seperti dilakukan seorang warga di Turusan, Gamping, Sleman, DIY. Warga, bernama Trisuko, ini memilih cara lain untuk melestarikan tradisi, yaitu membuka bengkel gamelan.


Inilah bengkel gamelan, milik Trisuko, di kawasan Ringroad barat, Turusan, Gamping, Sleman. Bagi Trisuko, gamelan dan seni budaya Jawa sudah merupakan bagian hidupnya sejak kecil. Bengkel gamelan ini pun sebelumnya merupakan milik kakeknya, sejak ia masih kecil, puluhan tahun lalu. 

Dari sang kakek, bengkel ini kemudian diwariskan pada ayah Trisuko. Seperti ayah dan kakeknya, Trisuko pun akhirnya memilih untuk melanjutkan usaha bengkel gamelan ini, sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian tradisi budaya bangsa. Ia berharap, dengan memberikan jasa perbaikan gamelan, alat musik tradisional ini tetap ada dan terus bisa dimainkan oleh masyarakat.

Dengan kata lain, ia cukup merasa bangga, bisa ikut melestarikan tradisi budaya bangsa, dengan menyediakan alat musik tradisional secara lebih murah. Masyarakat tidak usah membeli gamelan baru yang harganya sangat mahal, jika gamelan yang dimiliki mengalami kerusakan.

Tak hanya alat musik Jawa, dirinya juga sering menerima permintaan perbaikan alat musik tradisional dari daerah lain di Indonesia.  “Kebanyakan alat musik yang dibawa ke sini adalah gamelan dari besi dan kendang.  Kerusakannya kebanyakan akibat pecah,” kata Trisuko. Biaya perbaikan yang dipatok pun tergolong sangat murah, yaitu berkisar 150 hingga 300 ribu rupiah, tergantung tingkat kerusakannya. Bandingkan jika harus membeli gamelan baru.

Dibantu 8 karyawannya, Trisuko mengaku, bisa memperbaiki kerusakan alat musik tradisional seberat apapun, hanya dalam waktu satu hari. Namun, “Karena banyaknya permintaan gamelan yang harus diperbaiki, pemesan pun harus bersabar dan mengantri untuk bisa mendapatkan giliran,” katanya. 

Dibanding masa kakek dan ayahnya dulu, Trisuko mengaku, saat ini, permintaan memperbaiki gamelan ke bengkelnya tercatat terus meningkat. Maklumlah, belakangan, bengkel semacam ini memang sudah semakin sedikit jumlahnya, bahkan, tergolong makin langka. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar