Kamis, 16 Desember 2010

Pameran Bersama THE MENTAL ARCHIVE Dikurasi oleh Sanne Oorthuizen

Pembukaan Pameran

Sabtu, 18 Desember jam 19.30
Pameran berlangsung sampai 8 Januari 2010

Di Rumah Seni Cemeti,
Jl. D.I. Panjaitan no. 41 Yogyakarta 55143
Telp/fax: 0274-371015
Buka: 9.00 – 17.00, Minggu dan Senin tutup



Setiap hari kita memetakan dunia di sekitar kita, orang-orang yang kita jumpai, citra, perasaan
dan pengalaman-pengalaman yang bertemu dengan kita. Kita menyimpan segala temuan kita
seketika ke dalam kotak pembuangan (ingatan jangka pendek dan melupakan) atau menyimpannya
(ingatan jangka panjang). Informasi yang tersaring ini kemudian tersimpan di otak kita sebagai
arsip mental pengetahuan atau ingatan. Arsip ini, sama seperti arsip-arsip yang lain, dapat
digunakan oleh pengunjungnya. Ingatan bisa diingat atau dipanggil kembali. Ingatan yang diingat
kembali adalah picuan alam bawah sadar melalui indra, aroma, pengelihatan, pendengaran, dan
pencitraan. Dan ingatan yang dipanggil kembali adalah panggilan yang dilakukan secara sadar atas
peristiwa masa lalu yang berada pada titik waktu tertentu.

Ingatan dapat disebandingkan dengan arsip fisik yang tampaknya memegang klaim kebenaran
sejarah. Teks, gambar atau representasi lain dari suatu peristiwa sejarah tertentu pada suatu
waktu, menggantikan peristiwa yang sesungguhnya, dan gambar menjadi tertanam pada ingatan
(kolektif) kita. Dari waktu ke waktu, ingatan berubah dan saling berhubungan. Ingatan berisi
campuran fakta dan fiksi yang terikat pada waktu yang berbeda: terikat pada masa lalu ketika itu
pernah dialami dan terikat pada masa kini ketika ia diingat atau dipanggil kembali. Filsuf Perancis
Gilles Deleuze menulis: “seolah masa lalu terjebak pada dua ‘kekinian’, ‘kini’ yang pertama
adalah saat tepat dimana peristiwa itu terjadi dimasa lalu, dan yang lainnya berhubungan dengan
‘kini’,di saat ini ketika peristiwa itu diingat kembali”. Sebuah ingatan bahkan mungkin memiliki
sejumlah persepsi-persepsi baru atas waktu, karena ingatan juga memiliki durasi. Lalu apa yang
persis kita ingat dan bagaimana kita mengingatnya?

Pameran ini adalah tentang ingatan dan kami mengundang sembilan seniman kontemporer untuk
menjelaskan persepsi mereka tentang hal ini: Agan Harahap, Agung Kurniawan, Gunawan
Maryanto, Hafiz, Iswanto Hartono, Jompet Kuswidananto, Octora, J. Ariadhitya Pramuhendra, dan
Syagini Ratna Wulan.

Sanne Oorthuizen (Belanda) adalah seorang penulis dan kurator independen yang saat ini sedang
menyelesaikan studi Master Curating di Vrije Universiteit Amsterdam (VU). Sanne mengerjakan
penelitian tentang Seni Rupa Kontemporer Indonesia dan Konstruksi tentang Sejarah, Waktu, dan
Ingatan. Sanne juga menjadi asisten kurator untuk Pameran ‘Beyond the Dutch’, 2009-2010, di
Centraal Museum Utrecht, sebagai bagian dari program magang yang dijalaninya.

Foto-foto hasil karya sembilan seniman dalam pameran bersama ’The Mental Archive’ ini bisa
dipesan melalui e-mail kepada cemetiah@indosat.net.id, setelah pameran dibuka tanggal 18
Desember nanti.

Press release ini dipublikasikan oleh Rumah Seni Cemeti  (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar