Sabtu, 11 Juni 2011
Robot-robot itupun Menari Klono Topeng
Menari ternyata tak hanya bisa dilakukan oleh manusia, namun, juga oleh robot. Kepiawaian menari oleh robot-robot inilah yang dipertandingkan dalam Kontes Robot Seni Indonesia, di kampus Universitas Gajahmada Yogyakarta, hari sabtu dan minggu (11-12/6).
Inilah Tari Klono Topeng, sebuah tarian klasik Jawa, yang diambil dari kisah Menak Panji. Gerakannya yang sangat dinamis namun lembut, membuat orang cepat tertarik jika melihat tarian ini. Tak ayal, pada masanya, tarian ini pun dijadikan sebagai media penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga.
Tari ini memang terlihat sangat indah dibawakan para penari di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Namun, apa jadinya jika tari ini dibawakan oleh robot-robot hasil karya para mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Kemampuan robot untuk membawakan tari Klono Topeng inilah, yang saat ini, dipertandingkan dalam Kontes Robot Seni Indonesia atau krsi 2011 di kampus Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
Sebagian robot memang terlihat bisa membawakan tarian tersebut dengan baik, sesuai alunan musik. Namun, tidak sedikit pula, robot yang gagal membawakan penampilan terbaik, akibat berbagai kendala. Seperti jatuh, berjalan ke arah yang salah, atau hanya berputar-putar pada satu tempat.
Padahal, para peserta mengaku, sudah berusaha semaksimal mungkin membuat robot sesuai keinginan. Bahkan, sebelum dilombakan, mereka pun sudah mengujicobanya dan berhasil. “Mungkin karena arenanya berbeda dengan saat uji coba di kampus kami,” kata Prima, peserta dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Tidak mudah memang membuat robot yang bisa menari seperti ini, karena, diperlukan kemampuan lebih dalam merangkai banyaknya motor agar gerakan robot bisa terlihat lebih luwes. “Jika dalam robot biasa, paling hanya diperlukan sekitar 30 motor, dalam robot jenis penari ini diperlukan sekitar 40 hingga 50 motor yang harus dikendalikan,” kata Arif Wibisono, ketua panitia even ini.
Karena sangat sulit, tak ayal, tidak semua perguruan tinggi di indonesia mampu membuat robot seperti ini. “Jika dalam kategori kontes robot cerdas bisa diikuti 24 peserta, kategori robot seni hanya diikuti oleh 16 peserta,” tambah Arif.
Selain Kontes Robot Seni Indonesia, dalam even Kontes Robot Nasional 2011 di UGM ini, juga dipertandingkan dua kategori lain, yaitu Kontes Robot Indonesia atau KRI dan Kontes Robot Cerdas Indonesia atau KRCI. Kontes ini diikuti 101 peserta dari 51 kampus di indonesia, yang sebelumnya berhasil menjadi juara dalam even serupa di tingkat regional di wilayahnya. (*)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar