Puncak acara peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman ke 95 bakal dilangsungkan Minggu, 15 Mei 2011 mulai pukul 14.00 WIB di kawasan lapangan Denggung Sleman. Disamping kirab budaya acara akbar kebanggaan masyarakat Sleman tersebut juga akan disuguhkan sebuah repertoar tari kolosal bertajuk “Cahya Nirakila” yang diperagakan 80 orang penari.
Adapun kirab bregada yang memeriahkan puncak acara Hari Jadi Kabupaten Sleman tersebut ada 4 (empat) titik start, yakni dari Pendapa Ambarrukmo dengan 4 kelompok bregada, dari Pendapa Parasamya 5 bregada yang mengawal Pusaka Tombak “Kyai Turunsih”, dari Grojogan yang menurut rencana sebagai Jl. Gito Gati ada 17 bregada yang berasal dari bregada-bregada upacara adat dan tradisi budaya dan dari Stadion Tridadi sebanyak 56 bregada berasal dari instansi pemerintah daerah Kabupaten Sleman yang meliputi Kecamatan, Kantor, Dinas, Badan serta BUMD. Kesemua bregada tersebut kemudian menuju satu titik kawasan di Lapangan Denggung untuk pelaksanaan upacara.
Menurut Kepala Bidang Kesenian Disbudpar Sleman Edy Winarya, S.Sn repertoar tari “Cahya Nirakila” yang diperagakan oleh 80 orang penari diperkirakan akan menyedot perhatian pengunjung dan wisatawan serta masyarakat disekitarnya karena dipadukan dengan konsep pengadegan yang cukup menarik. Pengadegan diawali dengan kegiatan dan aktivitas masyarakat di lereng Merapi berupa berkebun, bertani, menambang pasir, dan sebagainya. Aktivitas tidak hanya yang dilakukan oleh orang dewasa, namun juga anak-anak yang bersenda gurau, bermain berbagai permainan tradisional dengan gerakan dinamis yang menggambarkan keceriaan.
Kesibukan masyarakat dan keceriaan anak-anak serasa terusik ketika kemudian terjadi goncangan gempa bumi yang mengawali terjadinya erupsi Merapi. Kondisi tersebut membuat semua menjadi panik dan pontang-panting untuk menyelamatkan diri. Kemudian terjadilah erupsi dan semburan awan pas yang meluluh lantakkan lereng Merapi yang menimbulkan kegundahan dan penderitaan warga masyarakat akibat hilangnya harta benda dan sanak saudara.
Waktu terus berlalu, sadar akan makna bencana. Bukan sebagai hukuman namun sebagai peringatan agar senangtiasa bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Berhati-hati, waspada dan semangat untuk bangkit dalam menapaki kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Dengan demikian repertoar tari “Cahya Nirakila” dapat memberikan inspirasi positif bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya di lereng Merapi.-
Sleman, 10 Mei 2011
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Sleman
Dra. Shavitri Nurmala Dewi, MA
Jl. Pringgodiningrat No.13 Beran Tridadi Sleman
Yogyakarta Telp/Fax:0274-869613
Website : www.tourismsleman.com,
Email/FB : prtourismsleman@yahoo.co.id
Demikian dikatakan Plh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Aji Wulantara, SH, Selasa 10 Mei 2011 di kantornya Jl. Pringgodiningrat No.13 Beran Tridadi Sleman. Aji menambahkan bahwa repertoar tari “Cahya Nirakila” menggambarkan semangat dan harapan untuk bangkit dan menapaki kehidupan baru yang lebih gemilang. Tarian tersebut merupakan penggambaran kondisi sosial ekonomi warga masyarakat Sleman khususnya di lereng Merapi yang tahun 2010 silam mengalami keterpurukan akibat erupsi Merapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar