Salah satu kebudayaan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang sampai saat ini masih lestari dilakukan adalah tradisi memanah tradisional. Dalam bahasa Jawa lomba ini disebuat lomba Jemparingan. Dari asal kata jemparing yang berarti panah atau memanah.
Dalam bentuknya pada jaman sekarang, tradisi itu muncul dalam lomba memanah tradisional gaya Mataraman Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selasa (26/4) mulai jam 14.00 - 17.00 wib, lomba memanah tradisional itu kembali diselenggarakan di lapangan Kemandungan Alun-Alun Kidul yang terletak di belakang Sasana Hinggil Kraton Yogyakarta.
Tradisi memanah tradisional gaya Mataraman ini sudah muncul sejak tahun 1934. Saat itu Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberi perintah kepada kerabat kraton beserta abdi dalem untuk menyelenggarakan kegiatan memanah tradisional gaya mataraman. (*)
Dalam bentuknya pada jaman sekarang, tradisi itu muncul dalam lomba memanah tradisional gaya Mataraman Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selasa (26/4) mulai jam 14.00 - 17.00 wib, lomba memanah tradisional itu kembali diselenggarakan di lapangan Kemandungan Alun-Alun Kidul yang terletak di belakang Sasana Hinggil Kraton Yogyakarta.
Tradisi memanah tradisional gaya Mataraman ini sudah muncul sejak tahun 1934. Saat itu Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberi perintah kepada kerabat kraton beserta abdi dalem untuk menyelenggarakan kegiatan memanah tradisional gaya mataraman. (*)
(sumber: info peristiwa kesenian di Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar