Rumah Seni Cemeti
D.I. Panjaitan 41, Yogyakarta
David Pedraza lahir di Madrid, 1976. Menyelesaikan studi jurusan desain grafis dan illustrasi di "Escuela de Artes Aplicadas y Oficios", Madrid, Spanyol, kemudian melanjutkan studi seni rupa di K.A.B.K. Den Haag, Belanda.
Wibowo Adi Utama lahir di Pemalang, 1980. Menyelesaikan studinya di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, minat utama Seni Lukis.
Berangkat dari seni lukis dan performance yang mulai ditekuninya semenjak masa kuliah, Bowo mengalami transformasi dalam penciptaan karya. Kegelisahannya terhadap seni visual di Yogyakarta membuatnya keluar dari kotak medium yang telah lama digunakannya. Bowo membebaskan dirinya sebagai awal dari sebuah proses baru dengan merespon ulang karya-karya lamanya untuk melawan kecenderungannya terhadap karya lukis. Dengan medium baru seperti instalasi, Bowo lebih mengeksplorasi konteks dan gagasan sehingga karya-karyanya kerap muncul sebagai parodi atau kritisi terhadap paradigma yang Ia temui, seperti pada gagasan karya-karya mutakhirnya, Obsesi Si Sri (Seni Rupa Indonesia) yang menanyakan kembali tentang kehidupan seni rupa indonesia dewasa ini. Pada Juni 2010, Bowo mengikuti +ROAD, proyek kolaborasi antara New Zero Art Space, Yangon, Myanmar dan Rumah Seni Cemeti.
HotWave #2 merupakan program residensi yang diselenggarakan oleh Rumah Seni Cemeti bekerja sama dengan Heden, Den Haag, Belanda. Program ini didukung oleh Heden - Den Haag, dan Program Pengembangan & Kebudayaan, Kedutaan Besar Belanda - Jakarta.
Program residensi HotWave #2 akan berlangsung selama tiga bulan dari bulan April hingga Juni 2011 di Rumah Seni Cemeti.
Karya David adalah hasil dari analisis dan refleksi yang mendalam atas lukisan, pengalaman pribadinya dan latar belakang agama Katolik. David mempunyai ketertarikan dalam sejarah seni dan hubungan antara seniman dengan seni yang digunakan sebagai media kekuasaan/politik/sosial. Untuk itu dia menempatkan dirinya pada sistem kekuasaan serta pencarian peran kita yang sesungguhnya dalam masyarakat. Dengan medium cat minyak dan graphite, David mencoba untuk menggambarkan suasana dimana waktu seperti berhenti dan figur yang ada tampak kehilangan otoritas mereka. Lukisan-lukisan David banyak mempertanyakan agama dan institusi pemerintah, interaksi mereka dengan masyarakat, serta bagaimana manusia berurusan satu sama lainnya melalui kepercayaan seperti praktik “hukum Allah” dan hukum yang kita jalani sebagai “masyarakat kebanyakan”. David tertarik pada konfrontasi antara tujuan yang terbuka dan tersembunyi dari institusi-institusi tersebut serta cara mereka menunjukkan kepada kita.
Cemeti Art House / Rumah Seni CemetiJl. D.I. Panjaitan 41, Yogyakarta 55143
Open: 09.00 - 17.00, Closed on Sunday & Monday
Telp/Fax. +62 (0) 274 371015
M. +62 812 273 3564
Website: www.cemetiarthouse.com
Email: cemetiah@indosat.net.id (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar