Beralihnya fungsi taman Tirtonadi, Solo dari lokasi kegiatan budaya masyarakat menjadi tempat rekreasi atau bersantai warga, ternyata menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi para seniman di kota budaya tersebut. Guna mengembalikan roh taman tersebut, rencananya, mereka akan menggelar sebuah festival budaya di lokasi itu, dengan nama "Festival Tirtonadi". Mengawali kegiatan tersebut, selasa siang tadi, para seniman, tokoh masyarakat dan pejabat dinas pariwisata kota Solo menggelar wilujengan di lokasi tersebut.
Wilujengan diawali dengan peletakan sejumlah sesaji di lokasi gundukan tanah atau pulau kecil di tengah sungai Kalianyar. Sesaji tersebut dibawa oleh seorang warga dengan menyeberangi sungai berarus deras tersebut. Meski dengan perjuangan keras, berkat kehati-hatiannya, pembawa sesaji pun akhirnya sampai di lokasi pulau kecil tersebut.
Setelah peletakan sesaji, acara wilujengan dilanjutkan dengan doa bersama. Doa bersama ini dilakukan sebagai permohonan agar segala niat baik mereka untuk mengembalikan roh taman Tirtonadi bisa berlangsung dengan baik dan lancar.
Mereka mengaku prihatin dengan kondisi taman Tirtonadi, belakangan ini, karena hanya dijadikan tempat rekreasi atau bersantai warga. Kebanyakan justru penumpang bus di terminal Tirtonadi yang hendak melepas lelah setelah perjalanan jauh. Padahal, dalam sejarahnya, taman di tepian sungai Kalianyar ini dibangun Mangkunegoro VII sebagai tempat kegiatan budaya masyarakat.
"Sebagai seniman, saya menginginkan tempat terbuka atau public space di Solo yang bisa dijadikan sebagai tempat berkesenian menjadi semakin banyak. Tidak hanya di pusat kota, namun, juga di lokasi-lokasi seperti taman Tirtonadi ini," kata Jarot Budi Darsono, seniman tari yang juga koordinator Festival Tirtonadi. "Apalagi kota Solo sudah mempunyai sangu atau materi yang banyak untuk menjadikan kota ini menjadi kota budaya yang kuat. Seperti, tari dan sebagainya," tambahnya.
Kondisi taman Tirtonadi, yang awalnya dinamakan taman Partinah (diambil dari nama salah satu putri Mangkunegoro VII) ini menjadi makin tidak terawat sejak jaman penjajahan Jepang. Namun, saat ini, sejumlah renovasi sudah dilakukan pemkot setempat untuk mempercantik taman tersebut. Sehingga, para seniman pun tergerak untuk kembali menghidupkan taman Tirtonadi dengan berbagai kegiatan budaya.
Wilujengan Tirtonadi ini merupakan pembuka dari rangkaian kegiatan Festival Tirtonadi yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 19 Maret mendatang. Selain berbagai atraksi budaya, seperti tarian, seni lukis dan seni instalasi bertema air, festival juga akan dimeriahkan dengan pasar rakyat dan karnaval budaya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar