Berawal dari keprihatinan terkait makin berkurangnya kepedulian warga setempat terhadap pelestarian cagar budaya dan ikon kota Solo, Jawa Tengah, seorang perajin di Mojosongo membuat kerajinan unik, berupa lukisan tiga dimensi berbagai ikon kota Solo berbahan fiber. Sejak dirintis awal tahun lalu, saat ini, kerajinan tersebut mulai diminati wisatawan lokal dan manca negara yang kebetulan berkunjung ke kota budaya tersebut.
Lukisan tiga dimensi berbagai ikon kota Solo ini dibuat seorang perajin di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, bernama Bambang Teguh Suroyo. Kerajinan ini dibuat Bambang sebagai bentuk keprihatinan terkait makin berkurangnya kepedulian warga setempat terhadap benda cagar budaya dan ikon kota. Bahkan, banyak warga setempat yang sudah tidak mengenal nama-nama bangunan atau benda cagar budaya di Solo, meski setiap hari melewati bangunan-bangunan tersebut.
Dari sinilah, Bambang Teguh akhirnya mulai berpikir untuk membuat suatu karya yang bisa mengingatkan kembali warga terkait benda-benda cagar budaya tersebut. Berbekal kemampuannya di bidang seni rupa, Bambang pun akhirnya membuat lukisan tiga dimensi berbagai benda cagar budaya dan ikon kota Solo dengan menggunakan bahan fiber. "Ada benteng Vastenburg, Keraton Solo, Gapura Gladak, Rajamala dan sebagainya," kata Bambang.
Cara pembuatannya sangat sederhana. Bahan fiber dimasukkan dalam cetakan lukisan ikon kota yang sudah disiapkan. Setelah kering, lukisan ikon kota pun diwarnai sesuai aslinya dengan cat minyak. "Selanjutnya, lukisan diberi tulisan identitas bangunan atau obyek yang digambar dan ditempel di atas papan atau triplek," kata Bambang. Setelah itu, lukisan tiga dimensi ikon kota Solo pun siap dipasarkan.
Meski saat ini, ia mengaku, baru bisa menghasilkan sekitar 9 obyek cagar budaya kota Solo. Namun, dalam waktu-waktu mendatang, ia mentargetkan setidaknya 18 obyek atau ikon kota Solo bisa dibuatnya dalam bentuk lukisan tiga dimensi berbahan fiber ini. Dijual dengan harga yang terjangkau, lukisan tiga dimensi ini ternyata tidak hanya diminati warga setempat, namun, juga wisatawan dalam dan luar negeri yang kebetulan berkunjung ke kota budaya tersebut.
Bambang mengaku sangat senang, jika hasil karyanya dibeli orang luar Solo, karena, dengan begitu, ia bisa ikut mengenalkan berbagai potensi kota Solo lewat karyanya. "Bahwa, di kota Solo bukan hanya ada batik, namun, juga berbagai benda cagar budaya dan ikon kota lain yang juga layak dinikmati," kata Bambang. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar