Kamis, 02 Desember 2010

Inilah Foto-foto Karya PSK yang Dipamerkan di Solo



Secara teknis fotografi, memang tidak ada yang istimewa dari foto yang dipasang dalam Pameran bertema "Perempuan Menggugat Tabu" di Gedung Kesenian Surakarta ini. Namun, foto yang merekam seorang psk yang sedang menunggu tamu di depan sebuah hotel ini, ingin, menggambarkan betapa kerasnya perjuangan seorang perempuan dalam menafkahi dirinya. Ia harus menghilangkan rasa malunya dengan nongkrong di sebuah hotel untuk menjajakan diri.




Sebuah Foto lain hasil jepretan para PSK ini juga memperlihatkan tema yang hampir serupa. Digambarkan, tak hanya di hotel-hotel, mereka juga menjajakan diri di gang-gang sempit di kawasan Banjarsari. Mereka juga harus selalu merias diri agar tampil menarik di hadapan para lelaki hidung belang.



Tak hanya perjuangan mencari nafkah, sejumlah karya foto ingin menunjukkan sisi lain kehidupan para PSK, seperti berolahraga senam untuk menjaga kondisi badannya, mengikuti pendampingan-pendampingan oleh pihak luar, hingga pelatihan menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit.




Salah satu foto, bahkan, menggambarkan sisi lain kehidupan seorang PSK di Kota Solo dengan sangat ekstrim. Di siang hari, ia harus bekerja keras dengan menjadi seorang buruh gendong di pasar atau buruh cuci di kawasan Alun-alun selatan kota Solo. Sementara, jika malam tiba, ia pun harus kembali menjalani profesinya sebagai PSK dengan tarif yang sangat murah, yaitu Rp. 25 ribu untuk sekali kencan.

Tak hanya perjuangan perempuan menjadi PSK, sejumlah sisi lain perjuangan perempuan juga ditampilkan dalam pameran ini. Seperti, menjadi buruh batik, buruh tani, penjual kardus bekas, berunjukrasa untuk menuntut kesamaan hak, atau mengirim surat langsung ke pemerintah pusat.




Menurut Rahayu Purwa, koordinator pameran, pameran ini digelar menyusul kampanye 16 hari Anti Kekerasan terhadap perempuan yang dicanangkan oleh Komnas Perempuan. "Pameran foto ini ingin mengungkapkan, bahwa, hingga kini, perempuan di Indonesia masih menghadapi diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari", katanya. Diharapkan, dengan pameran ini, segala fakta tentang diskriminasi terhadap perempuan bisa diungkap dengan lebih terbuka, sehingga, menjadi perhatian bagi semua pihak.(BK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar