Kamis, 04 November 2010

Menghadirkan Taman Air dalam Gentong

Kerajinan yang dirintis pria 26 tahun ini terbilang baru dan unik. Ahmad Slamet Qasim, sejak lima bulan lalu menekuni bidang usaha pembuatan miniatur air terjun dan taman di dalam gentong yang sejatinya adalah gerabah tanah liat tempat menyimpan air.





Ahmad membutuhkan waktu setidaknya satu bulan sebelum berhasil membuat kricik gentong pertamanya. ”Saya kan membuat kerajinan ini secara otodidak, tidak belajar dari siapapun. Makanya banyak kesalahan yang saya buat di gentong pertama saya, sampai butuh waktu satu bulan baru jadi,” kisahnya kepada Espos di kediaman yang juga menjadi tempat produksi kricik-kricik gentongnya di Banyuanyar, RT 1/RW XII, Solo.

Setelah percaya diri akan hasil karyanya muncul, Ahmad membuat lagi dua gentong untuk kemudian ia tawarkan ke Istana Lampion di Widuran. Tak dinyana, dalam waktu dua pekan, miniatur taman dan air terjun dalam gentongnya diminati pembeli.

Tak berhenti sampai di situ, Ahmad mulai banyak mendapat tawaran untuk mengikuti pameran kerajinan dan memperkenalkan produknya kepada khalayak ramai. 25 Juni lalu, ia mewakili Karang Taruna Banyuanyar dalam Gelar Potensi Karang Taruna se-Jawa Tengah. Sepekan sesudahnya, ia giliran menyambangi Java Expo 2010. Meski hanya membawa empat hasil kerajinannya, sambutan baik ia dapatkan selama pameran tersebut.

Selama lima bulan menekuni bisnis ini, Ahmad telah membuat paling tidak 25 buah miniatur taman dalam gentong. Waktu produksi yang lama, ia akui karena ia mengerjakan segala sesuatunya sendiri, mulai dari membeli bahan baku, pembuatan aksesori taman, hingga penyemenan dan pembuatan desain miniatur. Wilayah pemasaran yang belum luas juga ia akui sebagai faktor yang membuat ia masih membatasi produksinya. ”Waktu pengerjaan satu gentong kira-kira satu setengah hari, semuanya dengan sistem manual. Kalau usahanya sudah berkembang, baru saya akan menularkan cara pembuatannya dan menambah sumber daya manusia,” kata pria lulusan S1 Manajemen Universitas Tunas Pembangunan ini. Untuk setiap kricik gentong yang ia jual, ia membanderolnya dengan harga mulai Rp 250.000 hingga Rp 300.000.
sumber: Solopos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar